Sabtu, 20 Oktober 2012

Sejarah Yahudi



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwata`ala. Sebab, dengan Qadrat dan Iradat-Nya lah penyusun bisa menyusun proposal ini. Salawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni, Nabi muhammad Sallaahu`alaihiwa`alaihiwasallam. Kepada keluarganya, shabat-shabatnya, kepada thai`in wal thabi`it-thabi`itnya, hingga sampai kepada kita selaku umatnya yang insyaallah hingga akhir zaman memegang amanahnya. Aamiin yaa rabbal `alamin.
Makalah ini ditulis dan untuk diberikan kepada dosen mata kuliah Judaisme. Tidak lupa penyusun ucapkan terimaksih kepada Ayahanda dan Ibunda, dan juga tek lupa kepada Bapak Ilim Abdul Halim, M. Ag yang telah berjasa mencurahkan ilmunya kepada penulis dengan mengajarkan mata kuliah ini.
Penyusun memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca barangkali menemukan kesalahan dan kekurangan dalam buku ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat memebangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya buku yang akan datang.
Bandung, 10 Oktober 2012
Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….  3
1.1.   Latar Belakang…………………………………………….. 3
1.2.   Rumusan Masalah…………………………………………. 3
1.3.   Tujuan Pembahasan Masalah……………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 4
            2.1.   Klaim Kitab Suci…………………………………………… 4
2.2.   Gerakan Zionis …………………………………………….. 5
2.3.   Berdirinya Negara Israel Modern…………………………...13
BAB III PENUTUP………………………………………………………. 17
            3.1.   Kesimpulan…………………………………………………. 17
            3.2.   Saran………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 18



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Agama adalah satu pegangan bagi saetiap umat manusia yang memiliki agam untuk di taati masing-masing, menurut sejarah, setiaop agama yang ada didunai ini, mempunyai sejarah dan kisah peradaban masing-masing yang menjadikan agama-agama dikenal.dari agama abrahamik dan non-abrahamik, agama Yahudi adalah agama yang baru tapi bisa menguasai dunia. Agama Yahudi pada awalnya mempunyai sejarah yang amat panjang untuk mencapai Negara merdeka dan untuk mendirikan Negara Israel di palestina, untuk mencapai Negara merdeka itu, mereka menggunakan tiga klaim yang menjadi dasar untuk mendirikan Negara Israel di Palestina. Selama sejarah dan abad penguasaan itu, bangsa-bangsa yahudi mengalami sejarah yang sangat bergelombak dalam mencapai kemerdekaan dari perbudakan bangsa-bangsa dan kerajaan dari luar seperti Tiglath-Pileser III, raja Assyyira. Sejarah-sejarah perkembangan dan perjalanan bangsa-bangsa yahudi dalam makalah ini,menceritakan bagaimana bangsa yahudi menjalani fase-fase untuk menguasai palestina.
1.2.      Rumusan Masalah
Bagaimanakah perkembangan Yahudi di era modern itu?
1.3.      Tujuan Pembahasan Masalah
Mengetahui perkembangan Yahudi di era modern
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.     Klaim Kitab Suci Perjanjian Lama
Dalam bagian ini kami tidak akan membahas tentang keotentikan dari Bible / Perjanjian Lama, karena hal ini termasuk pada wilayah perbedaan teologis. Bani Israel bersebaran keberbagai Negara (diaspora), merupakan balasan atau hukuman atas ketidak patuhan mereka kepada Tuhan. Seperti yang termaktub dalam Al-Kitab, Yehezkiel [11]: 12, walau demikian mereka meyakinkan akan kekudusan Tuhan, yang dimana akan membimbing dan menuntun mereka untuk kembali ke Yerusalem. Dan masih dalam surat dan bab yang sama lebih tepatnya pada pasal 17-18, yang dimana mengatakan bahwasannya “Aku akan membawa kamu ke tanah Israel.”[1]
Terlepas dari benar salahnya pengklaiman diatas, ternyata Yahudi sudah mendirikan negara Yahudi Modern pada tahun 1948. Perjuangan bangsa Yahudi ini untuk mendirikan negara mereka ini melalui berbagai rintangan dari generasi-kegenerasi. Yahudi dalam sejarah tercatat mulai memiliki pemerintahan sejak tahun 1020 SM. Sebelum itu, Yahudi hanyalah bangsa yang termarjinalkan, hingga jadi bangsa pengelana dan tertindas. Pemerintahan Yahudi ini mampu berlangsung hingga tahun 587 SM. Setelah itu Yahudi tercabik-cabik kembali oleh Babylonia dan Mesir, dua negara ini merupakan negara yanga paling bersemangat dalam menindas, memperbudak, dan menindas Bani Israel. Hingga diisukan bahwa tercabik-cabiknya Irak saat ini karena balas dendam atas nama sejarah. Hanya semasa Persia-lah, Bani Israel diperbolehkan “pulang kembali atu pulang kampung” ke Yerusalem. Yahudi hari ini seharusnya berterimakasih kepada bangsa tersebut (Iran). Karena secara sosiologis Yahudi sudah pasti akan termusnahkan dan termakan oleh sejarah.[2]
Disamping alasan janji Tuhan yang disebutkan di atas, Smith,menjelaskan berdirinya kembali negara Israel Modern pada tahu 1948 memang cukup ruwet.selain dorongan religius yang kuat, ada juga dorongan lain yang ikut menyumbang, yaitu:[3]
1.      Alasan keamanan, adanya anti-Yahudi yang biadab dari orang-orang Nazi dimana 6 juta (sepertiga) orang Yahudi terbunuh.
2.      Alasan psikologis, sebagai kelompok minoritas, sehingga membuat rendah diri dan perasaan menolak akan keperibadian sendiri, dengan kata lain sebagian orang Yahudi psikisnya agak kurang sehat. Bisa dipulihkan dengan punya identitas diri dalam negara sendiri.
3.      Alasan kultural, perlunya wilayah untuk menjaga dan melestarikan tradisi dan semangat keagamaan Yahudi itu senidri.
4.      Alasan idealisme, harus adanya suatu negara yang diabadikan untuk mewujudkan cita-cita serta norma-moral kenabian secara tuntas.
2.2.     Gerakan Zionis Yahudi
2.2.1.      Zionisme pertama
Istilah zionisme diambil dari suatu tempat disitu ada bukit/gunung dan pohon. Gerakan ini dipelopori oleh para Khakhomat (para pendeta/ ahli agama Yahudi), ketika mereka mengelana dalam penderitaan dan perbudakan oleh kekuasaan di Babylonia mereka merindukan dua hal; negara dan agama. Mualilah gerakan politik yang berideologikan Zionisme diwacanakan, yaitu penyatuan dan membangun kembali negara dan agama. Dengan gerakan ini berhasil pulang ke Yerusalem setelah Babylonia terkalahkan oleh Persia, dan mereka menduduki sebuah bukit Zion (sion) dalam istilah Perjanjian Lama dan Syuhyuun dalam istilah Arab, tapi gerakan ini belum berhasil membangun negara. Doktrin kepulangan ini menjadi ideologi Zionisme pertama, yang mencita-citakan; mendirikan negara atas dasar agama yang diambil dan petikan kitab Perjanjian Lama. Dalam perjalanan pulang kampung ini juga mereka (para Khakhomat) melakukan rekayasa terhadap isi Kitab Taurat, yang sudah dibakar oleh para penjajah (Mesir dan Babylonia) sehingga terbentuklah Talmud/ Bibel atau perjanjian lama. Hingga mereka mendapatkan azab (kecelakaan besar) atas kelakuannya oleh Allah, peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an yakni dalam Q.S. Al-Baqarah, [2]: 79.[4]
Kecelakaan itu kita kenal dengan sebutan holocaust (bencana, pembakaran) hingga mengakibatkan diaspora, dalam kamus Oxford, disebutkan:[5]
a.       Tersebarnya orang-orang Yahudi diantara komunitas-komunitas non Yahudi setelah mereka diasingkan dan dibuang pada tahun 538 SM.
b.      Tempat-tempat dimana mereka menetap: Orang-orang dari berbagai Negara-negara, Diaspora sekarang menetap di Israel.
2.2.2.      Zionisme modern
Menjelang gerakan Zionisme Modern, orang-orang Yahudi di Eropa mengalami penderitaan ulang. Penderitaan ini, dalam ajaran agama dikategorikan sebagai ujian-demi ujian. Bisa jadi, Yahudi manusia pilihan untuk diuji Tuhan sepanjang hidup. Eropa pada masa itu dikuasai oleh Katolik fanatik, sehingga Yahudi termarjinalkan dalam berbagai aspek kehidupan Eropa. Roger Garaudy, menyebutkan: “menjelang kemunculan gerakan kebangkitan Eropa pada abad ke-16, dimana pada masa itu agama Nasroni sangat dominan dan berkuasa. Pada abad ini, Eropa memasuki babak baru yang disebut dengan sekularisasi. Gerakan ini sampai memasuki abad ke-17. Pada abad ini muncullah Spinoza (1632-1677), warga negara Belanda, dia merupakan salah satu anak dari Marranes (keluarga yahudi Spanyol yang diseret kemeja hijau oleh penguasa Katolik), dia merupakan Yahudi Internasional. Spinoza pada masanya merupakan salah satu tokoh pemikir Barat yang menyerukan Universalisme dan tolerasi. Seruan ini dikumandangkan di seluruh Eropa hingga pada abad ke-18, yang merupakan abad pencerahan. Pada masa ini, Yahudi mulai terbuka ke dunia luar setelah mengalami hidup di Ghetto. Sehingga Yahudi mampu memperbaiki nasib dirinya sendiri.[6]
Gerakan Zionisme modern, tidak lagi menitik beratkan perjuangan mereka dengan meibatkan Zionisme. Zionisme babak kedua ini bisa disebut dengan Zionisme Sekuler. Gerakan ini, tidak mutlak hanya untuk mendirikan negara atas nama satu landasan agama samawi saja, namun perjuangan mereka adalah bangsa, agam apaun bisa bergabung didalamnya. Gerkanan ini, merupakan gerakan Zionisme politik yang mengenyampingkan ajaran agama.[7]
Pendiri gerakan ini adalah Theodore Herzl (1860-1904 M). Gerakan ini yang didirikan pada tahun 1896 M. Theodore Herzl, dalam satu slogannya dia mengatakan, “Kami adalah satu Bangsa, yaitu Bangsa Yahudi, dan Palestina adalah tanah air kami yang memiliki ikatan sejarah yang tidak bisa kami lupakan.” Jadi tujuan zionisme internasional adalah, “sesungguhnya Zionisme betujuan untuk membentuk negara Yahudi, dan Palestina sebagai tanah airnya.”[8]
Untuk mencapai tujuannya ini, mereka melakukan Kongres Zionis yang dimana untuk mengambil keputusan bersama yaitu:[9]
1.      Tahap pertama, ekspansi penduduk/jajahan di Palestina, dengan lapangan pertanian dan perdagangan;
2.      Mengorganisir dan penyatuan Yahudi diseluruh dunia;
3.      Mmebentuk rasa fanatisme Yahudi, dan meyakinkan bahwa Yahudi adalah sebuah bangsa;
4.      Penyesuaian terhadap pemerintahan di tempat tinggal Yahudi.
Kemudian dalam kongres ketiga Zionis internasional, tujuan Zionisme ditambah menjadi sebagai berikut:[10]
1.      Tujuan Zionisme adalah satu bangsa adalah Bangsa Yahudi dan Israel merupakan pusat segala aspek kehidupan (idealisme ke-nabian, ke-adilan dan perdamaian, identitas ke-Yahudian dengan Tarbiyah Yahudiyah dan Ibraniyah, dan menjaga emosional ke-Yahudia dan budaya Yahudi).
2.      Konsep awal dari Theodore Herzl, adalah “Tanah air [wathan] di Palestina bukan Daulah Yahudiyah [negara Yahudi]. Akan tetapi pada kongres Zionis tahun 1920 M. Max Nordau mengusungkan konsep ‘Negara Yahudi’ dengan usulan ‘wathan qauny’- Heimstatt atau nama lainnya adalah negara [Daulah] itu senidiri. Kemudia Roger Garaudy mengusulkan istilah “Daulah Yahudiyah-Judenstaat’ satu makna dengan ‘wathan-Heimstatt.” Kalimat wathan/Foyer menurut; Theodore Herzl dan Max Nordau adalah realistis dan terbatas, kemudia Herzl pada tanggal 3 September 1897 M, mengusulkan “Al-Daulah Al-Yahudiyah” , kemudian Herzl menambahkan; “ditangan kita ini adalah sesuatu, jangan bicara keras-keras.”
Untuk merealisasikan rencana ini, menggunakan dua gerakan dan kekuatan, yaitu:[11]
1.      Ekspansi jajahan di Timur-Tengah dan mendesak kekhalifahan Turki Utsmani, dan mengikisnya;
2.      Menyebarkan isu “ma’aadaatu al-saamiiyah” [L’ Antisemitisme] ditujukan pada anti Yahudi.
2.2.3.      Zionis Yahudi Menjelang Deklarasi Balfour
Sebab keberhasilan Yahudi mencapai cita-cita mendirikan negara Israel, sesuai dengan kutipan buku Roger Garaudy “Palestin Ardhu Al-Risaalaat Al-Ilaahiyyatu”/ “PALESTINE Terre des messages divins”, diantaranya:[12]
1.      Keberhasilan diplomasi Theodore herzl. Zionis ulung yang lihai diplomasi. Diplomasi dengan Inggris dan Jerman atas Palestina.
2.      Theodore herzl, membujuk Sultan Abdul Hamid (Sulthan Turki Utsmani) untuk menjual tanah Palestina, dengan propaganda “Yahudi dan Muslimin bersaudara”. Rayuan ini membuat sulthan pun memersilahkannya. Namun, kemudian, ditolak karena tanah itu bukan milik Sulthan namun rakyatnya.
3.      Pada tahun 1940 Zangwill, Zionis senior mengatakan bahwa Palestina adalah tanah tak bertuan jadi bisa dimiliki, padahal sekitar 600.000 orang Arab ada disana.
4.      Setelah terjadi Holocoust tahun 1903 di Rusia, meninggal 45 orang dan 1000 luka-luka, hingga termotivasi untuk hijrah ke Palestina.
5.      Setelah Theodore herzl meninggal dunia, zionis internasional membentuk: pertama “The Jewish Colonial Trust”. Mengembangkan sayap kekuasaan Yahudi atas Inggris.
6.      Menciptakan perang dunia pertama. Ini merupakan proyek impian Yahudi yang memasuki babak baru dalam mewujudkan negara Yahudi di Palestina. Antara tahun 1914-1918 M. waktu itu Turki utsmani bersekutu dengan Jerman.
7.      Pada tahun 1915, Jerman ditolong untuk memajukan; ekonomi, pendidikan budaya hingga Jerman membantu hijrahnya Yahudi ke Palestina.
8.      Terjadi perundingan lewat surat-menyurat pada tanggal 14 Juli 1915 M hingga 30 Januari 1916 M. antara presiden Zionis dari Kairo, Sir Henry Mc Mahon dengan Syarief Husein dari Mekkah, intinya supaya Arab melawan Turki Utsmani dan harus membantu Inggris untuk melumpuhkan Turki Utsmani.
9.      Keluarnya Deklarasi Balfour pada tanggal 2 November 1917 M.
2.2.4.      Zionis Yahudi Paska Deklarasi Balfour 1917 M
Deklarasi Balfour pada tanggal 1917 M. merupakan modal dasar kedua setelah klaim atas Kitab Suci. Untuk mencapai impiannya, Zionis memergunakan lobi-lobi internasional secara terus-menerus. Adapun langkah-langkah yang mereka lakukan sebelum Deklarasi. Yakni:[13]
1.      Pada tanggal 8 Pebruari 1918 M, Inggris menegaskan jajnjinya akan memerdekakan rakyat Arab dari Turki;
2.      16 Juni 1918 M atas psakarsa penjajah Inggris terjadi pertemuan di Kairo intinya; penjajah Inggris menghendaki orang-orang Arab berbicara dengan bahasa Arab  dan melepaskan bahasa Turki, hingga memiliki pemerintahan sendiri;
3.      30 Oktober 1918 M. Turki dihancurkan dan kalah, dan tanggal 30 januari 1919 M. Inggris dan Prancis membagi kekayaan Turki Utsmani diantar dua negara;
4.      11 Agustus 1919 M, Lord Balfour menulis sesungguhnya 4 kekuasaan besar; [Inggris, AS, Prancis, dan Italia] telah mendukung Zionis Yahudi.
5.      April 1920, Palestina dijadikan mandate Inggris untuk memudahkan pemindahan orang-orang Yahudi. Inggris bekerja sama dengan Public Body, Badan Perwakilan Zionis. Kemudian mengagkat Sir Herbert Samuel menjadi Komisaris Tinggi di Palestina.
6.      Mengalirnya Yahudi secara bertahap mencapai 7%-17% Yahudi Diaspora tahun 1927, hingga tahun 1937 Yahudi berpindah ke Palestina mencapai 2713 Yahudi,
7.      Rakyat Arab melawan penjajah Inggris dan Zionis Yahudi pada; April 1920; bulan Mei 1920; bulan Agustus 1929; kemudian Revolusi antara tahun 1936-1939;
8.      Tahun 1928 kaum Muslimun membentuk Komite Pertahanan Masjidil Al-Aqsa;
9.      Selama abad ke-20 telah terjadi beberapa peristiwa yang paling hebat dalam sejarah Yahudi-diantaranya adalah Holocaust.
2.3.         Berdirinya Negara Israel modern 1948 M
2.3.1. Kronologis Singkat Sejarah Yahudi
Secara keseluruhannya kronologis kerajaan Yahudi menjalani waktu untuk menguasai palestina amat lama, dan daripada sumber dan sejarah kekuasaan yahudi sejak tahun 1020 M sampai dengan tahun 164 SM dapat kita runtu seperti berikut:
Pertama, yahudi memulai memiliki pemerintahan semasa musa dan harun /9 wilayah kekuasaan masih d wilayah Sinai kemudian ke Mesir dan kembali ke Sinai lagi , kedua, setelah itu kendali pemerintah dipegang oleh Nabi Yasuya (masih di sekitar Sinai),  Ketiga, Raja Thaulut (mulai memasuki tanah Kana’an tanah suci yang dijanjikan oleh Tuhan di Yerusalem, palestina), keempat, tak lama kemudian kekuasaan dipegang oleh nabi Daud, ia seorang Raja sekaligus nabi setelah mengalahkn Jalut. Pada masa Daud, merupakan puncak awal kegemilangan Bani Israel dalam sejarah peradaban bangsa yahudi. Akan tetapi, karena kesombongan yahudi dan pembangkangan terhadap ajaran Taurat maka bani Israel dikutuk langsung oleh kemarahan lidah Daud sendiri, kelima,  puncak kedua kejayaan yahudi pada masa Nabi Sulaiman.[14]
Keenam, setalah Sulaiman. Bangsa Israel terbagi kepada dua bagian kecil. ‘kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda”. Kedua kerajaan ini saling berperang merbutkan kekuasaan, yang akhirnya bani Israel lenyap.  Ketujuh, ketika muncul gerakan atas nama agama, maka dipenghujung tahun 167 SM dan memasuki tahun166 SM, terjadi pemberontakan Yahudi untuk mendirikan Negara. Kelapan, pada tahun 164 SM Hebrew Maccabean behasil mengembalikan Negara yahudi dari tangan kekuasan Yunani, dalam kitab perjanian lama,”Lalu diberikan kepadanya  kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai Raja, maka orang-orang dari segala bangsa, dan suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.”[15]
Kesembilan, menjelang tahun162 SM terjadi pembagian gerakan kemerdekaan dibawah “Al-Usmuuniiyiin” (Les Asmoneens) yang terambil nama Asmon yang merupakan cucu dari Mattathius, yang ada kaitan  dengan Hebrew Maccabean, inilah kelompk-kelompok tersebut:
a)      Kelompok para khakhomat- orang-orang yang berani berperang.
b)      Kelompok Hiliniyin- aliran filsafat yunani ang berkembang di sekitar mediterania.
c)      Kelompok Yahudi Hebrew Maccabean- terus-menerus berjuag lewat gerakan politik, untuk mendirikan Negara Yahudi.
Kesepuluh, pada tahun 142 SM, bangsa Yahudi menghimpun kekuatan, memberontak, dna berhasil mendirikan kerajaan Yudea Baru. Kerajaan yudea Baru tidak berlangsug lama karena ketamakan bangsa Yahudi yang ingin berusaha merebut wilayah kerajaan lain, sehingga akhirnya mereka sendiri yang hancur. Sampai tahun 135 SM, mereka tetap berada dibawah pengaruh dan kekuasaan Negara asing silih berganti. Akidah dan upacara keagamaannya kai rusak karena pengaruh penjajah.
Kesebelas, sejarah yahudi yang lebih parah lagi jika disbanding dengan masa-masa yang lebih awal dari perjalanan sejarah bangsa yahudi adalah ketika pengahancuran kota Yerusalem. Pada tahun sekitar 26 abad bangsa yahudi mengelana di penjuru dunia” Dispora “. Ada semacam prediksi, akan terjadi apa jika alam raya ini menginjak di abad ke-26 atau pada tahun 2534? Karena pada waktu tu merupakan ulang Tahun yahudi dalam masa-masa diaspora.
Keduabelas ,kembali ke sekitar yerusalem. Di mana wilayah ini dikuasai oleh dua kekuasaan yaitu Yunani dan Romawi. Kedua kekuasaan ini sangat mempengaruhi dalam bidang akal budi dan filsafat, sehingga pada masa pengaruh kekuasaan Yunani menimbulkan filsafat Hellenistik, yang sudah disebutkan di atas. Akan tetapi berbeda dengan Romawi yang lebih bersemangat menguasai secara fisik dan materil dalam memancapkan kekuasaannya. Romawi baru mampu bertahan  sampai abad ke 7 M. [16]
2.3.2.      Rekomendasi PBB 1947 M
Rekomendasi ini adalah klaim ketga bagi Yahudi untuk mencaai Negara merdeka yahudi. Diantara bangsa-bangsa yang mengalah pada tekanan AS, adalah prancis, Ethiopia, Haitti, Leberia, Luksemburg, Paraguay, dan Filipina.
Rencana pembagian yang dinamakan resolusi 181, ang di mana tu membagi palestina antara Negara-negara arab, Yahudi yang merdeka dan Rezim Internsional istimewa untuk  kota Yerusalem. Tetapi jika kita lihat secara kenyataan hari ini walaupun minoritas penduduknya tapi, memiliki kakuatan dan bahkan menguasai dunia dalam berbagai bidang. Padahal Yahudi dalam panggung sejarah peradaban umat manusia tergolong pendatang baru yang terlambat.[17]



BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Yahudi yang asalnya hanya agama saja menjadi sebuah negara. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilki oleh umatnya sehingga negara pun terbentuk, dari mulai awal hingga sekarang memasuki era modern negara tersebut bertahan dan malahan bisa menguasai peradaban dunia. Yang dimana bila kita runtut kronologis pembentukan negaranya hingga masuk ke era dodern (Yahudi dan Modernitas) adalahn sebagai berikut:
1.      Pengklaiman terhadap Kitab Suci
2.      Gerakan Zionisme terutama pada deklarasi Balfour 1917 M
3.      Rekomendari PBB 1947 M
3.2.      Saran
Ketika kita memiliki sebuah kelebihan maka pergunakanlah kelebihan itu untuk mendekatkan diri pada Tuhan.





DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag. 2010. Yahudi Versus Islam. Bandung: Sega Arsy. Cet. 1


[1] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Yahudi Versus Islam, (Bandung: Sega Arsy, 2010), cet. 1, hlm. 91-92
[2] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 93-94
[3] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm.95-96
[4] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 96-98
[5] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 98-99
[6] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm.99-100
[7] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 100-101
[8] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 101
[9] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 101-102
[10] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm.102-103
[11] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm.103
[12] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm.103-105
[13] Prof. DR. Nanat Fatah Natsir, MS. Dan Mulyana, Lc., M. Ag, Loc. cit.,hlm. 105-106
[14] Prof. Dr. Nanat Fatah Nasir, MS. Dan Mulyana Lc. , M.Ag , Op.cit., hlm 109
[15] Ibid., hlm. 109
[16] Prof. Dr. Nanat Fatah Nasir, MS. Dan Mulyana Lc. , M.Ag , Op.cit., hlm. 111
[17] Prof. Dr. Nanat Fatah Nasir, MS. Dan Mulyana Lc. , M.Ag , Op.cit.,  hlm. 114

Tidak ada komentar:

Posting Komentar