Sabtu, 20 Oktober 2012

kematian dan kebangkitan Yesus



KEMATIAN DAN KEBANGKITAN YESUS
Pengikut Yesus meyakini bahwasannya Yesus adalah Kristus, baik itu setelah kebangkitan maupun sebelum kebangkitan Yesus. Perlu kita ketahui untuk memertahankan keimanan mereka itu, mereka dihadapkan dengan tantangan, terutama diguncang secara besar-besaran oleh peristiwa hebat, yakni kematian Yesus yang disalib. Selain itu, para pengikutnya juga dihadapkan dengan pertanyaan besar, “Bagaimana menjelaskan bahwa Yesus yang mati disalib itu adalah Kristus?” , pertanyaan ini dimunculkan terutamanya oleh orang-orang Yahudi yang dimana tidak mau menerima dan mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Umumnya, orang-orang Yahudi beranggapan bahwa tidak mungkin orang yang mati disalib diangkat oleh Allah menjadi Mesias. Mesias dalam perspektif Yahudi adalah salah satu sosok pilihan Allah yang dimana sebagai utusan Allah yang diurapi-Nya.[1]
Dari sumber lain dikatakan bahwa dari tulisan-tulisan Bapa-Bapa Rasul (Apostolic Father) mencatat ada sebagian sekte-sekte Kristen yang menolak proposisi bahwa Yesus telah disalib. Untuk bukti otentiknnya penolakan ini termaktub dalam tulisan-tulisan Ignatius, Polikarpus, Yustin, Irenaus, Tertulian, dan Hipolitus. Pada saat bersmaaan, Apostolic Father menyajikan semacam Who’s Who Kristen awal yang sesungguhnya. Contoh khususnya, Trillians (sebuah buku karya Ignatius, yang dimana merupakan Uskup Antiokhia, w. 110 M). Ketika mengulas peristiwa penyaliban, dia menulis bahwa ada sebagaian dari orang-orang Kristen dimasanya yang menyangkal bahwa Yesus pada kenyataannya disalib. Dalam tulisannya, menegaskan bahwasannya penyaliban Yesus hanyalah penampakan belaka, dengan katalain hanya ilusi saja. [2]
Fakta banyaknya cabang Kristen awal yang menyatakan bahwa bukanlah Yesus Kristus yang disalib juga bisa diverifikasi kembali dengan mencermati gospel-gospel apokrif. Misalnya, Gospel Barnabas yang menetapkan bahwa Yudas Iskariot lah yang disalib bukan Yesus Kristus. Selain itu, Apokalips[3] Petrus (the Apocalypse of Peter) 81: 4-82: 33 menetapkan bahwa penyaliban Yesus hanyalah suatu penampakan saja, bukan kenyataan. Sosok yang disalib merupakan suatu pengganti atau simulakrum Yesus. Demikian pula, The Second Tretise of the Great Seth 55: 10-56: 25 menyatakan bahwa bukanlah Yesus yang disalib, namun Simon (kemungkinan Simon dari Cyrene, yang diidentifikasi dalam Matius 27: 32, Markus 15: 21, dan Lukas 23: 26 sebagai orang yang membawa salib Yesus untuknya), dan bahwa Simon tampak menyerupai Yesus. Paham ini sangalah bberkembang terutama di Mesir diman diterapkan dalam prinsip fundamentalisnya kelompok Kristen yang disebut Basilidean. Kelompok ini menyatakan melandaskan prinsipnya itu secara langsung pada ajaran Glaucias, yang dinyatakan sebgai penafsir Petrus, murid Yesus Kristus. Selain itu kisah-kisah Yohanes 97-101 melaporjan bahwa penyaliban Yesus adalah sebuah ilusi.[4]
Dalam sumber lain yang menyatakan bahwa Yesus mati karena disalib, diawali dengan proses dihukumnya Yesus yakni hukum salib (hukuman terberat yang ada pada waktu itu), setelah mati Yesus dimasukan kedalam gua yang dimna gua itu ditutup dengan batu. Ketika hari Sabat telah berlalu, berbeda wanita pengikut Yesus menuju makam Yesus. Mereka membawa rempah-rempah untuk melumuri tubuh Yesus sesuai dengan adal istiadat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Ketika mereka hamper tiba di gua, mereka melihat pintu makam telah bergeser ke samping. Tubuh Yesus sudah tidak ada di tempatnya. Kemudian mereka malaikat berdiri di sana. “Mengapa kalian mencari Dia yang hidup di antara orang mati?” Tanya malaikat. “Yesus tidak ada lagi di sini. Ia telah bangkit.” [5]
Dari penjelasan sekilas ditas, dapat ditarik sebuah benang merah atau intinya. Bahwasannya dalam peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus dalam pemahaman para Nasrani itu ada perbedaan. Sebagaimana sudah dijelaskan mengenai salah satu contoh kongkritnya kelompok Basilidean. Dimana paham mereka ini diperkuat juga dengan paham-paham atau wahyu-wahyu yang terdapat dalam Alkitab. Kemungkinan besar dalam kelompok ini tidak ada istilah kebangkitan.
Selain dari pada itu, dengan merujuk kebahasan diatas bahwa kelompok Basilidean ini mempercayai bahwasannya penyaliban Yesus itu hanya ilusi saja tidak nyata, dalam artian jika melihat dari gospel-gospel apoktif terutama Gospel Barnabas jelaslah sudah bahwa yang disalib itu adalah Yudas Iskariot (murid Yesus yang berkhianat) atau dalam gospel lain adalah Simon (pembawa salib yang wajahnya mirip Yesus).




[1] St. Eko Riyadi, Yesus Kristus Tuhan Kita, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2011), cet. ke- 1, hlm. 46
[2] Dr. Jerald F. Dirks, Abrahamic Faiths, (Jakarta: PT. SERAMBI ILMU SEMESTA, 2006), cet. I, hlm.  118
[3] Apokalips, berarti pewahyuan, yang dimana merupakan slah satu bentuk sastra yang ada dalam ALkitab. Dimana menceritakan penampakan yang berhubungan untuk meneguhkan keimanan seseorang yang berada dalam keadaan sangat sulit.  Sastra ini sangat umum dalam tradisi Yahudi untuk digunakan sebagai gaya penulisan. Gaya apokalips ini bisa dikenali lewat karakteristik penulisnya yanga sangat pesimis terhadap dunia namun optimis terhadap akhirat. Dlam tradisi Kristen, sastra ini terlihat dalam kitad Daniel dan Wahyu.
[4] Ibid., hlm. 119
[5] Mary Joslin, Kisah Penyaliban Yesus, (Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS, 2007), cet. 2, hlm. 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar